KARATERISTIK PESERTA DIDIK

 

Nama  : Wiwid Siti Hidayah

Nim     : 11901106

Kelas   : PAI 4G

Makul : Magang 1

Topik   : Karakteristik Peserta Didik

 

Definisi karakteristik Peserta Didik

Karakteristik merupakan suatu gaya hidup seseorang maupun nilai yang berkembang secara teratur setiap hari yang mengacu kepada tingkah laku yang mengarah pada kepribadian yang lebih konsisten dan mudah dipahami. Dimana karakteristik dapat diartikan sebagai ciri yang lebih ditonjolkan dalam berbagai aspek tingkah laku ( Daryanto & Rachmawati2015: 15)

Peserta didik merupakan orang yang mendapatkan pengaruh dari berbagai kelompok yang sedang melaksanakan pendidikan. Peserta didik merupakan unsur yang sangat penting dalam kegiatan pembelajaran. Karena peserta didik dijadikan sebagai titik persoalan dalam berbagai aktifitas kegiatan belajar mengajar. Dalam aspek psikologis, peserta didik merupakan titik penentu dalam proses pertumbuhan dan perkembangan baik dalam artian bentuk fisik maupun psikis. Namun, peserta didik juga berhak mendapatkan bimbingan yang terarah dan konsisten dalam menentukan kemampuan yang sebenarnya. Peserta didik disebut sebagai insan yang menarik. Karena memiliki fisik dan psikis yang unik. Berbagai potensi yang dimiliki oleh peserta didik masih memerlukan perkembangan guna mencapai kebutuhan untuk perkembangan yang sangat optimal.

Menurut Reigeluth (1993) seorang ilmuan pembelajaran yang menetapkan bahwa kedudukan karakteristik peserta didik merupakan komponen terpenting dalam pengembangan pengelolaan strategi pembelajaran. Dalam hal ini, proses pembelajaran yang didalamnya terdapat dimensi, metode, dan strategi yang telah dikembangkan dalam pembelajaran. Sehingga menganalisis karakteristik peserta didik merupakan suatu langkah awal yang harus dikembangkan. Strategi dan model dikembangkan dengan tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan optimal. Oleh karena itu, pembelajaran harus berpandangan kepada karakteristik peserta didik.

Karakteristik peserta didik dapat didefinisikan sebagai aspek maupun kualitas seorang peserta didik. Berbagai aspek yang yang ada dalam diri peserta didik dapat dikaitkan dengan penataan pembelajaran. Sehingga karakteristik peserta didik dapat mempengaruhi pemilihan strategi pembelajaran. Sesungguhnya, karakteristik pada peserta didik dididentifikasi dapat mempengaruhi pelaksanaan pembelajaran dan hasil belajar peserta didik.

Kemampuan yang dimiliki oleh setiap peserta didik merupakan tonggak untuk memilih strategi pembelajaran yang cocok. Kemampuan peserta didik yang dijadikan sebagai kemampuan awal atau tonggak ini berperan untuk meningkatkan pelaksanaan pembelajaran. Hal ini menyebabkan perubahan besar yang membantu memudahkan proses internal yang terjadi pada peserta didik pada saat meraka melakukan kegiatan belajar

Secara umum karakteristik peserta didik yang disebut sebagai karakter individu ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor usia, latar belakang, dan keturunan (gender). Faktor – faktor tersebut telah dibawa sejak peserta didik lahir. Tetapi faktor tersebut juga dipengaruhi oleh keadaan dari lingkungan sosial yang menjadi titik awal menentukan kualitas hidup. Teori pembelajaran dijadikan sebagai acuan pada saat pengoptimalan proses pembelajaran. Sehingga teori tersebut dapat dikatakan sebagai teori yang komprehensif. Memasuki tahun 1960, Ausabel mengemukakan bahwa dalam mengoptimalkan perolehan hasil belajar, pengorganisasian, dan mengungkapkan adanya pengetahuan baru yang bertujuan untuk menciptakan dan mempuat pengetahuan baru yang sangat bermakna bagi peserta didik. Hal – hal yang perlu dilakukan adalah dengan menghubungkan pengetahuan yang telah dimiliki oleh peserta didik. (Umamah, 2014:101)

Dalam perkembangannya, peserta didik juga memiliki suatu hambatan dalam proses pembelajaran. Sehingga banyak berbagai faktor yang mempengaruhi karakteristik peserta didik antara lain:

1.      Dalam diri individu sendiri :

Sejak berada dalam kandungan, janin tumbuh dan berkembang seseuai dengan proses tahapannya. Jadi akan terdapat berbagai faktor yang mempengaruhinya, yakni:

a.       Bakat

Setiap bakat yang dimiliki oleh peserta didik dapat tumbuh dengan sendirinya dan tergantung pada peserta didik itu sendiri mau atau tidak dalam mengembangkan potensi bakat yang dimiliki.

b.      Sifat keturunan

Berdasarkan fakta yang dimiliki oleh manusia, maka besar kemungkinan bagi peserta didik untuk memiliki sifat yang berdasarkan garis keturunan yang dimiliki oleh orang tua mereka.

c.       Dorongan dan instik

Dorongan dan instik yang dimiliki oleh peserta didik berasala dari batin mereka masing – masing. Sehingga dorongan disini merupakan ambisi dari peserta didik untuk terus maju dalam meningkatkan proses pembelajaran.

  1. Luar dari Individu

Faktor selanjutnya yakni berdasarkan dengan keadaan lingkungan tempat tinggalnya yang dapat mempengaruhi karakteristik peserta didik antara lain :

a.       Makanan

Makanan maupun minuman dapat mempengaruhi dan menghambat perkembangan peserta didik karena setiap makanan dan minuman yang dikonsumsui dapat menjadi gizi dan racun bagi kesehatan tubuh manusia.

b.      Iklim

Iklim yang dimiliki oleh suatu negara juga dapat memperuhi karakteristik peserta didi. Karena bila iklim di sekitar mereka baik dan tidak buruk. Maka sedikit kemungkinan untuk menghambat perkemangan karakteristik peserta didik.

c.       Ekonomi

Ekonomi yang yang dimiki oleh pserta didik juga mampu menghambat perkembangan karakteristik peserta didik. Karena semakin tinggi ataupun semakin rendah suatu ekonomi yang dimiliki maka akan besar pengaruhnya terhadap karakteristik yang dimiliki oleh peserta didik.

  1. Umum
  2. Intelegensi

Kemampuan intelegensi ataupun intelektual yang dimiliki oleh peserta didik dapat mempengaruhi ke dalam proses pembelajaran peserta didik

5.      Jenis kelamin

Jenis kelamin juga bisa disebut sebagai penghambat karakteristik peserta didik. Karena setiap laki – laki maupun wanita memilki perbedaan yang signifikan untuk diketahui oleh peserta didik

 

Karakteristik peserta didik

Menurut Reigeluth (1993) mengungkapkan bahwa karakteristik peserta didik terbagi menjadi empat yakni antara lain :

  1. Pengetahuan

Pengetahuan merupakan suatu intelektual yang dimiliki oleh peserta didik. Pengetahuan inilah yang disebut dengan intelegensi siswa yang harus tetap dipertahankan untuk kemampuan peserta didik.

Menurut Reigeluth (dalam Degeng, 1999) pengetahuan peserta didik diidentifikasi menjadi tujuh jenis yang termasuk kedalam kemampuan awal peserta didik. Kemampuan awal peserta didik ini antara lain:

  1. Arbitrarily meaningfull knowledge (pengetahuan bermakna tak terorganisasi).

Pengetahuan ini merupakan tempat untuk mengaitkan suatu kemampuan menghafal. Hafalan dalam hal ini merupakan hafalan yang tidak terlalu penting. Namun masih memiliki makna penting bagi pengetahuan peserta didik. Sehingga hafalannya hanya untuk memudahkan retensi.

2.      Analogic knowledge (pengetahuan analogis)

Pengetahuan seperti ini merupakan pengetahuan baru yang mengaitkan pengetahuan dengan kemampuan peserta didik maupun pengetahuan baru yang masih sama dan serupa serta berada di luar topik atau isi yang sedang dibacarakan.

3.      Superordinate knowledge (pengetahuan tingkat yang lebih tinggi)

Pengetahuan tingkat yang lebih tinggi ini merupakan pengetahuan yang memiliki tingkat yang berada diatas analogic knowledge. Jadi dalam hal ini pengetahuan tingkat lebih tinggi dapat berfungsi sebagai tonggak atau kerangka bagi pengetahuan yang baru.

4.      Coordinate knowledge (pengetahuan setingkat)

Pengetahuan setingkat ini merupakan pengetahuan yang berfungsi sebagai pengetahuan yang komparatif.

5.      Subordinate knowledge (pengetahuan tingkat yang lebih rendah)

Pengetahuan tingkat yang lebih rendah ini merupakan pengetahuan yang berfungsi untuk menyatakan kebenaran pengetahuan baru yang sebenarnya. Sehingga dapat dibuktikan dengan memberikan contoh-contohnya.

6.      Experiential knowlege (pengetahuan pengalaman)

Pengetahuan berdasarkan pengalaman ini memiliki fungsi dan tujuan yang sama dengan pengetahuan tingkat yang lebih rendah. Pada pengetahuan pengalaman ini juga mengkonkritkan atau memberikan fakta dengan menyediakan bukti contoh untuk pengetahuan baru.

7.      Cognitive strategy (strategi kognitif)

Strategi kognitif yang dimaksud ialah suatu strategi yang menyediakan berbagai cara dalam mengolah pengetahuan baru. Sehingga akan ada pemikiran ataupun pengungkapan kembali terhadap pengetahuan yang telah tersimpan dalam memori ingatan

  1. Gaya

Reigeluth mengidentifikasi gaya belajar peserta didik menjadi tiga tipe yakni gaya belajar visual, gaya belajar auditori, dan gaya belajar kinestetik. Gaya belajar pada peserta didik merupakan suatu tipe dengan tujuan untuk meningkatkan hasil belajar mereka. Sehingga peserta didik akan selalu menggali potensinya dengan cara gaya belajar mereka sendiri. Setiap peserta didik yang memiliki gaya belajar visual mereka akan belajar memahami dengan apa yang mereka lihat. Sedangkan peserta didik yang memiliki gaya belajar auditori lebih memahami pembelajaran dengan cara mendengar apa yang mereka dengar. Sementara gaya belajar kinestetik memahami dengan cara menggerakkan tubuhnya, entah itu sentuhan ataupun pada rabaan. Namun dalam kenyataannya setiap peserta didik pasti memiliki ketiga gaya belajar tersebut. Tetapi hanya salah satu yang mendominasi dalam gaya belajar mereka. Mengenai tentang gaya belajar peserta didik juga dapat dilihat sebgai berikut.

  • Gaya belajar visual

Dalam gaya belajar visual yang terjadi pada peserta didik dapat diketahui melalui ciri – ciri utama yakni dengan menggunakan indera penglihatan. Reigeluth (1999) menjelaskan bahwa gaya belajar dengan visual ini lebih suka berbicara cepat, suka mencoret-coret saat menelpon, dan lebih suka melihat gambar peta beserta penjelasannya.pada umumnya peserta didik dengan gaya visual ini biasanya menerapkan suatu strategi visual yang sangat kuat dengan menyerap suatu informasi dengan ungkapan gambar. Ciri-ciri gaya belajar visual yakni antara lain:

  1. Bicara cepat
  2. Lebih mementingkan penampilan
  3. Bersikap rapi dan teratur
  4. Tidak mudah terganggu bila ada keributan
  5. Lebih suka membaca daripada dibacakan
  6. Lebih suka mencorat coret meski bukan hal yang penting
  7. Lebih suka mengingat wajah orang daripada mengingat namanya
  • Gaya belajar auditorial

Bagi peserta didik yang memiliki gaya belajar auditori dapt dikenal dan diketahui dengan ciri-ciri yang lebih dominan yakni dengan menggunakan kekuatan indera pendengaran. Reigeluth (1993) menjelaskan bahwa peserta didik yang memiliki gaya belajar auditori lebih suka berbicara daripada membaca maupun menulis. Reigeluth (1999) juga menyatakan bahwa “aku mendengar apa yang kau katakan”. Kecepatan dalam berbicara juga sedang. Pada saat menyerap informasi umumnya orang bergaya belajar auditori juga menerapkan adanya strategi pendengaran yang sangat kuat. Sehingga pendidik yakni guru juga harus menerapkan pembelajaran yang memberikan suatu variasi pengajaran yang dapat diterima dan dimengerti oleh peserta didik dengan gaya belajar auditori. Ciri ciri gaya belajar auditorial yakni:

  1. Pada saat bekerja suka berbicara kepada dirinya sendiri
  2. Merasa terganggu bila ada keributan
  3. Kesulitan dalam menulis maupun mengarang
  4. Lebih suka bercerita
  5. Menyukai lelucon dari lisan daripada dari komik
  6. Bila berbicara dalam irama yang berpola
  7. Bila berdiskusi selalu menggunakan kata kata yang panjang
  8. Selalu mengulangi kata kata yang terlontar dan dapat menirukan nada pembicaraan orang lain
  9. Lebih suka mendengarkan musik
  10. Bila berbicara dengan orang lain selalu memalingkan penglihatannya dan tidka melakukan kontak mata saat berbicara dengan orang lain.
  • Gaya belajar kinestetik

Reigeluth (1993) menjelaskan bahwa peserta didik yang menggunakan gaya belajar kinestetik lebih suka menggerakkan anggota tubuhnya saat berbicar dan sulit untuk diam. Pada umumnya peserta didik yang menggunakan gaya belajar kinestetik memahami informasi dengan menggunakan strategi fisik dan mampu berekspresi dengan fisik mereka. Adapun ciri-ciri yang dapat melihat peserta didik dengan menggunakan gaya belajar kinestetik antara lain:

 

  1. Berbicara dengan perlahan
  2. Membutuhkan waktu untuk berpikir dalam berbicara maupun dalam bertindak
  3. Penampilan selalu rapi
  4. Tidak mudah terganggu dengan keributan
  5. Bila belajar selalu menggunakan praktek menghafal dengan berjalan
  6. Membuat keputusan berdasarkan perasan
  7. Minat

Minat merupakan suatu hal yang berpengaruh besar tehadap belajar peserta didik. Apabila materi pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat peserta didik maka, peserta didik akan bersemangat dan tidak berambisi dalam mempelajarinya. Karena bagi mereka, tidak akan ada daya tarik yang membuat mereka untuk berambisi dalam mempelajarinya. Sehingga tidak akan ada kepuasan bagi peserta didik. Tapi jika materi pelajarannya diminati dan dan menarik peserta didik maka akan menumbuhkan minat dan menambah semangat terhadap kegitan pembelajaran. Peserta didik yang kurang meminati materi pembelajaran, maka dapat diusahakan untuk mempunyai minat yang cukup besar dengan cara menjelaskan menggunakan metode yang menarik dan hal yang berguna bagi peserta didik. Serta dapat dilakukan dengan mendongkrak semngat peserta didik untuk menjelaskan materi yang berhubungan dengan cita-cita yang berkaitan dengan materi pelajaran yang akan dipelajari.

 

  1. Motivasi belajar

Motivasi dalam proses pembelajaran sangat diperlukan. Karena pendidik harus mampu mendorong dan mendongkrak peserta didik agar dapat belajar dengan tekun dan bersemangat dalam merencanakan maupun melaksanakan sesuatu yang selalu ada hubungannya dengan kegiatan belajar. Menurut Reigeluth (dalam Degeng, 1999) motivasi dapat dibedakan menjadi dua macam yakni:

 

  • Motivasi intrinsik

Motivasi intrinsik merupakan hal yang berasal dari dalam diri peserta didik sendiri yang dapat mendorong untuk melakukan tindakan belajar. Motivasi intrinsik merupakan suatu kesenangan materi yang menyangkut tentang kehidupan masa depan peserta didik sendiri.

  • Motivasi ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik merupakan suatu motivasi yang datang dari luar individu peserta didik yang dapat mendorong untuk tekun belajar. Adanya hadiah maupun pujian merupakan contoh yang konkrit pada motivasi ekstrinsik yang dapat mendongkrak peserta didik untuk belajar. Tidak adanya motivasi intrinsik maupun motivasi ekstrinsik dapat berpengaruh terhadap kurang bersemangatnya dalam melakukan proses mempelajari materi pelajaran baik di sekolah maupun di rumah.

Komentar