KURIKULUM
NAMA: WIWID SITI HIDAYAH
NIM: 11901106
KELAS: PAI 4G
MAKUL: MAGANG 1
TOPIK: KURIKULUM
PENGERTIAN KURIKULUM
Pengertian Kurikulum
adalah kumpulan rencana, tujuan, materi pembelajaran, dan bahkan cara mengajar
yang digunakan sebagai pedoman oleh para pengajar demi tercapainya tujuan akhir
pembelajaran.
Secara
etimologis, kurikulum berasal dari kata yang diambil dari Bahasa Yunani yaitu
curir yang berarti “pelari”, serta curere yang artinya “tempat berpacu”.
Istilah ini dahulunya digunakan dalam dunia olahraga.
Jika
ditinjau dari segi istilah, kata kurikulum dapat diartikan sebagai suatu jarak
yang harus ditempuh oleh seorang pelari agar dia bisa mendapatkan medali atau
penghargaan lainnya.
Pengertian
Kurikulum Menurut Para Ahli
1. Undang-Undang No.20 Tahun 2003
“Seperangkat rencana
dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai
tujuan pendidikan tertentu.”
2. Prof. Dr. S. Nasution, M.A
Dalam bukunya yang
bertajuk Kurikulum dan Pengajaran, beliau menyatakan bahwa
kurikulum adalah serangkaian rencana yang disusun demi melancarkan proses
belajar-mengajar.
Rencana tersebut
dilakukan di bawah bimbingan dan tanggung jawab lembaga pendidikan dan para
pengajar di lembaga tersebut.
3. Dr. H. Nana Sudjana
Dalam bukunya yang
berjudul Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah, beliau berpendapat
bahwa kurikulum merupakan kumpulan niat dan harapan yang teertuang dalam bentuk
program pendidikan yang mana dilaksanakan oleh guru di sekolah.
Jadi, dapat
disimpulkan bahwa kurikulum juga merupakan alat atau saran yang dirumuskan demi
tercapainya tujuan pendidikan melalui proses pengajaran.
Tujuan Kurikulum
Sebagai alat pendidikan, tentu kurikulum diciptakan bukan tanpa
tujuan. Bahkan, kurikulum muncul dan terus berkembang agar dapat mencapai
tujuan pendidikan.
Tujuan utama kurikulum adalah untuk mempersiapkan peserta didik
agar dapat menjadi pribadi serta warga negara yang kreatif, inovatif, beriman,
dan juga afektif ketika dia berada pada lingkungan masyarakat kelak.
Selain itu, kurikulum juga bertujuan untuk mendidik dan membimbing
peserta didik agar dapat berkontribusi secara positif dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.
Komponen Kurikulum
1. Tujuan Kurikulum
Setiap negara memahami betapa pentingnya pendidikan bagi masa depan
bangsa. Maka dari itu, setiap negara merumuskan tujuan pendidikan yang ingin
dicapai melalui kurikulum.
Kurikulum di setiap negara berbeda-beda berdasarkan pada falsafah
negara, keadaan sosial politik, serta sumber daya manusia dan alam yang
terdapat pada negara tersebut.
Di Indonesia, tujuan pendidikan dirumuskan antara lain sebagai
berikut.
·
Tujuan pendidikan dasar yang meletakkan
fondasi dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta
keterampilan agar peserta didik dapat hidup mandiri dan siap mengikuti jenjang
pendidikan lebih lanjut.
·
Tujuan pendidikan menengah, yaitu pendidikan
yang meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta
keterampilan agar peserta didik dapat hidup mandiri dan melanjutkan pendidikan
ke jenjang yang lebih tinggi.
·
Tujuan pendidikan menengah kejuruan, yaitu
pendidikan yang meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak
mulia, serta keterampilan sehingga dapat hidup mandiri dan dapat mengikuti
pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.
2. Materi Kurikulum
Kurikulum mengandung materi yang berupa serangkaian bahan ajar yang
akan digunakan dalam kegiatan belajar-mengajar demi tercapainya tujuan
pendidikan di negara tersebut.
Adapun kriteria dari materi tersebut adalah sebagai berikut.
·
Sesuai
dengan perkembangan siswa serta bermakna bagi mereka.
·
Merupakan
pengetahuan ilmiah yang dapat diuji kebenarannya.
·
Merupakan
cerminan dari kenyataan nasional.
·
Penunjang
tercapainya tujuan dari pendidikan.
3. Strategi Pembelajaran
Demi tercapainya tujuan pendidikan, strategi yang jitu sangat
diperlukan. Strategi tersebut merujuk pada metode dan peralatan yang digunakan
dalam proses belajar dan mengajar.
Strategi yang diterapkan pada suatu negara mungkin akan berbeda
dengan negara yang lain bergantung pada beberapa faktor, seperti sumber daya
alam dan manusia.
4. Organisasi Kurikulum
Munculnya berbagai pandangan para ahli mengenai kurikulum
menjadikan keberagaman dalam hal mengorganisasikan kurikulum tersebut.
Keberagaman organisasi tersebut terbagi menjadi enam, antara lain
adalah mata pelajaran terpisah, mata pelajaran berkorelasi, bidang studi,
program yang berpusat pada anak, inti masalah, dan eclectic program.
5. Evaluasi
Evaluasi pada kurikulum ditujukan untuk memeriksa apakah kurikulum
yang diterapkan tersebut efektif dan mampu mencapai tujuan pendidikan.
Konsep Kurikulum
Konsep kurikulum terus berkembang dan bervariasi seiring
perkembangan zaman serta perkembangan teori dan praktiknya.
Akan tetapi, dari semua perbedaan tersebut, akhirnya dapat ditarik
kesimpulan atas tiga konsep kurikulum antara lain sebagai berikut.
1. Kurikulum Sebagai Substansi
Kurikulum dianggap sebagai suatu rencana kegiatan belajar yang
dilakukan siswa di sekolah. Kurikulum juga dianggap sebagai perangkat tujuan
yang ingin dicapai.
Kurikulum juga dapat diartikan sebagai suatu dokumen yang
merumuskan tujuan, bahan ajar, kegiatan belajar dan mengajar, jadwal,
serta evaluasi.
2. Kurikulum Sebagai Sistem
Kurikulum adalah bagian dari sistem pendidikan. Sistem yang berlaku
dalam kurikulum terdiri dari struktur personalia dan prosedur kerja tentang
cara menyusun suatu kurikulum, melaksanakan, mengevaluasi, serta
menyempurnakannya.
Landasan Kurikulum
Landasan kurikulum
menurut Nana Syaodih Sukmadinata mengemukakan empat landasan utama dalam
pengembangan kurikulum, yaitu: (1) filosofis; (2) psikologis; (3)
sosial-budaya; dan (4) ilmu pengetahuan dan teknologi.Untuk lebih jelasnya, di
bawah ini diuraikan secara ringkas keempat landasan tersebut.
1.
Landasan
Filosofis
Filsafat memegang peranan penting
dalam pengembangan kuikulum, maka dalam pengembangan kurikulum pun senantiasa
berpijak pada aliran-aliran filsafat tertentu, sehingga akan mewarnai terhadap
konsep dan implementasi kurikulum yang dikembangkan. Aliran filsafat, kaitannya
dengan pengembangan kurikulum adalah sebagai berikut:
a.
Perenialisme
lebih menekankan pada keabadian, keidealan, kebenaran dan keindahan dari pada
warisan budaya dan dampak sosial tertentu. Pengetahuan dianggap lebih penting
dan kurang memperhatikan kegiatan sehari-hari. Pendidikan yang menganut faham
ini menekankan pada kebenaran absolut, kebenaran universal yang tidak terikat
pada tempat dan waktu. Aliran ini lebih berorientasi ke masa lalu.
b.
Essensialisme
menekankan pentingnya pewarisan budaya dan pemberian pengetahuan dan
keterampilan pada peserta didik agar dapat menjadi anggota masyarakat yang
berguna. Matematika, sains dan mata pelajaran lainnya dianggap sebagai
dasar-dasar substansi kurikulum yang berharga untuk hidup di masyarakat. Sama
halnya dengan perenialisme, essesialisme juga lebih berorientasi pada masa
lalu.
c.
Eksistensialisme
menekankan pada individu sebagai sumber pengetahuan tentang hidup dan makna.
Untuk memahami kehidupan seseorang mesti memahami dirinya sendiri. Aliran ini
mempertanyakan : bagaimana saya hidup di dunia ? Apa pengalaman itu ?
d.
Progresivisme
menekankan pada pentingnya melayani perbedaan individual, berpusat pada peserta
didik, variasi pengalaman belajar dan proses. Progresivisme merupakan landasan
bagi pengembangan belajar peserta didik aktif.
e.
Rekonstruktivisme
merupakan elaborasi lanjut dari aliran progresivisme. Pada rekonstruktivisme,
peradaban manusia masa depan sangat ditekankan. Di samping menekankan tentang
perbedaan
2.
Landasan
Psikologis
Nana Syaodih Sukmadinata mengemukakan bahwa
minimal terdapat dua bidang psikologi yang mendasari pengembangan kurikulum
yaitu
a.
psikologi
perkembangan
b.
psikologi
belajar.
Psikologi
perkembangan merupakan ilmu yang mempelajari tentang perilaku individu
berkenaan dengan perkembangannya.Dalam psikologi perkembangan dikaji tentang
hakekat perkembangan, pentahapan perkembangan, aspek-aspek perkembangan, tugas-tugas
perkembangan individu, serta hal-hal lainnya yang berhubungan perkembangan
individu, yang semuanya dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan
mendasari pengembangan kurikulum.
Psikologi
belajar merupakan ilmu yang mempelajari tentang perilaku individu dalam konteks
belajar.Psikologi belajar mengkaji tentang hakekat belajar dan teori-teori
belajar, serta berbagai aspek perilaku individu lainnya dalam belajar, yang semuanya
dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan sekaligus mendasari pengembangan
kurikulum.
3.
Landasan
Sosial-Budaya
Kurikulum dapat dipandang sebagai suatu
rancangan pendidikan.Sebagai suatu rancangan, kurikulum menentukan pelaksanaan
dan hasil pendidikan.Pendidikan merupakan usaha mempersiapkan peserta didik
untuk terjun ke lingkungan masyarakat.Pendidikan bukan hanya untuk pendidikan
semata, namun memberikan bekal pengetahuan, keterampilan serta nilai-nilai
untuk hidup, bekerja dan mencapai perkembangan lebih lanjut di masyarakat.
Peserta
didik berasal dari masyarakat, mendapatkan pendidikan baik formal maupun
informal dalam lingkungan masyarakat dan diarahkan bagi kehidupan masyarakat
pula.Kehidupan masyarakat, dengan segala karakteristik dan kekayaan budayanya
menjadi landasan dan sekaligus acuan bagi pendidikan.
Dengan
pendidikan, tidak mengharapkan muncul manusia – manusia yang menjadi terasing
dari lingkungan masyarakatnya, tetapi justru melalui pendidikan diharapkan
dapat lebih mengerti dan mampu membangun kehidupan masyakatnya. Oleh karena
itu, tujuan, isi, maupun proses pendidikan harus disesuaikan dengan kebutuhan,
kondisi, karakteristik, kekayaan dan perkembangan yang ada di masyakarakat.
4.Landasan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi
Pada
awalnya, ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimiliki manusia masih relatif
sederhana, namun sejak abad pertengahan mengalami perkembangan yang pesat.
Berbagai penemuan teori-teori baru terus berlangsung hingga saat ini dan
dipastikan kedepannya akan terus semakin berkembang.
Kemajuan
cepat dunia dalam bidang informasi dan teknologi dalam dua dasa warsa terakhir
telah berpengaruh pada peradaban manusia melebihi jangkauan pemikiran manusia
sebelumnya.Pengaruh ini terlihat pada pergeseran tatanan sosial, ekonomi dan
politik yang memerlukan keseimbangan baru antara nilai-nilai, pemikiran dan
cara-cara kehidupan yang berlaku pada konteks global dan lokal. Selain itu,
dalam abad pengetahuan sekarang ini, diperlukan masyarakat yang berpengetahuan
melalui belajar sepanjang hayat dengan standar mutu yang tinggi.Sifat
pengetahuan dan keterampilan yang harus dikuasai masyarakat sangat beragam dan
canggih, sehingga diperlukan kurikulum yang disertai dengan kemampuan
meta-kognisi dan kompetensi untuk berfikir dan belajar bagaimana belajar
(learning to learn) dalam mengakses, memilih dan menilai pengetahuan, serta
mengatasi situasi yang ambigu dan antisipatif terhadap ketidakpastian.
Perkembangan dalam bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, terutama dalam bidang
transportasi dan komunikasi telah mampu merubah tatanan kehidupan manusia.Oleh
karena itu, kurikulum seyogyanya dapat mengakomodir dan mengantisipasi laju
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga peserta didik dapat
mengimbangi dan sekaligus mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk
kemaslahatan dan kelangsungan hidup manusia
Referensi
Komentar
Posting Komentar